Minggu, 02 Oktober 2011

Lanjutan Wild Part 1 Azhura : Guru TI Yang Keren

Penasaran gak cerita lanjutannya Wild karangan saya? Kalau ya, silakan baca lanjutannya. Selamat menikmati... Enjoy it... hahaha...


Wild berjalan, dia menyusuri lorong-lorong sekolah.
“Wild, tungguin aku!”
Wild menoleh. Ternyata itu adalah Amy Drestica. Matanya berwarna hitam dan berambut hitam bergelombang pendek.

“Kenapa kalian disini?”
Amy langsung terlihat pucat.
Ternyata Madam Truscaina, atau Madam Tru ada di depan mereka. Guru matematika yang terkenal garang di Twall High. Pantas saja Amy terlihat pucat. Wajah Wild juga memutih seperti kapur saking takutnya.

Madam Tru memakai kemeja wanita berwarna hitam legam dengan rok putih bersih selutut. Rambutnya pendek sebahu. Tinggi dan langsing. Madam Tru merupakan guru tercantik sekaligus tergalak di Twall High. Dia tampak memegang tiga buku paket tebal dan satu buku tulis yang berisi 50 halaman serta satu kotak pensil biru.

“Pelajaran akan dimulai 5 menit lagi, kenapa kalian masih disini?” tanya Madam Tru.

“Ma... maaf,” kata Amy.
“Jangan senang terlambat, itu salah satu pelanggaran sekolah,” kata Madam Tru, lalu meninggalkan mereka.

Untungnya, mereka sampai tepat waktu. Di depan pintu yang berwarna abu-abu muda, Amy menutup petanya. Mereka segera masuk di kerumunan anak-anak yang masih ramai. Untunglah guru TI mereka belum datang.

Amy mengambil tempat paling depan yang ada tulisan namanya. Wild juga.
Seluruh dinding lab TI berwarna hijau terang. Di meja mereka sudah tersedia satu keyboard, tanpa monitor. Rupanya selain Wild, anak-anak lain juga bingung. Kenapa hanya tersedia Keyboard saja?

Kriiiiing. Bel sekolah berbunyi. Semua anak datang tepat waktu.

Lima menit setelah bel.
Guru mereka belum datang juga. “Ke mana guru TI yang satu ini?” keluh seorang anak perempuan berambut hitam sebahu yang diurai. Rambutnya seperti bintang iklan sunsilk. Itu cewek terpopuler di kelas 7.

Lima belas menit setelah bel.
Suasana ramai, bahkan semakin ramai. Masing-masing mengeluhkan guru mereka yang terlambat.

“Maaf, aku terlambat!” kata sesorang lelaki. Dia berjalan ke meja guru. Kepalanya masih memakai helm. Dia melepas jaket berwarna merah-biru dan kini memakai kemeja biru loreng. Anak-anak mengernyitkan dahi.

“Bukannya harusnya Profesor Tunisia yang masuk?” tanya seorang anak.
“Saya seorang PPL. Saya dibagian TI,” jelas si guru. Dia melepas sarung tangannya yang berwarna merah, lalu meletakkannya di meja.

“Lalu lintas udara macet berat. Makanya saya terlambat.” Papar si cowok itu. Semua anak ketakutan melihatnya. Pasalnya, si cowok memakai helm hitam legam yang menutupi semua kepalanya.

“Kakak guru kami?” tanya seorang anak yang rambutnya di-highlight berwarna cokelat campur hijau.

“Ya. Saya sudah bilang hanya seorang PPL, jadi saya hanya beberapa bulan di sini. Jika saya lulus, saya akan mengajar di sini,” jawab si guru.
“Kak, buka helm-nya dong. Penasaran nih,” kata seorang anak perempuan bermata cokelat dengan rambut kuning keputihan (sekalian aja beruban) yang terkenal ganjen.

“Boleh, tapi kalian akan terkejut melihat wajah saya,” jawab si guru aneh itu. “Sebab, muka saya jelek abis!” anak-anak tertawa geli.

“Mungkin seperti Incredible Hulk,” celetuk seorang anak.
“Nggak. Mungkin kayak B.O.B di Monsters VS Aliens,” bantah seorang anak. Semua ketawa makin nyaring.
“Nggak! Mungkin kayak Dobby si peri rumah di Harry Potter ke-2!” celetuk satu anak lagi. Semua makin terbahak.

Si cowok membuka helm-nya. Anak-anak langsung ternganga plus terdiam plus terpana, apalagi cewek-cewek. Si cowok itu ternyata kebalikannya. Keren abis! Matanya cokelat terang lengkap dengan rambut warna cokelat yang terang, rada-rada pirang. Kulitnya putih bersih gak ada jerawat plus bekas luka satu pun. Nggak buluan lagi!
Si cewek-cewek nggak puas-puasnya ngecengin tu cowok, termasuk Amy dan Wild.

Beberapa anak mengartikannya sebagai wajah Justin Bieber. Beberapa anak mengartikannya sebagai wajah Daniel Radcliffe. Beberapa anak lain mengartikannya sebagai wajah Jonas Rivanno. Beberapa anak malah mengartikannya sebagai wajah campuran dari semua anggota grup SM*SH (aneh kan?). Ada juga yang mengartikannya sebagai Morgan dari SM*SH. Sekalian aja campuran dari es campur.

“Keren banget, Amy,” kata Wild.
“Duh, jodoh emang gak ke mana-mana,” kata Amy.
“What?” tanya Wild.
“Not what-what.” jawab Amy ngaco.
“Not what-what? Nothing kali,” ralat Wild. Amy cuma cengengesan doang. Dari dulu si centil sableng itu emang punya penyakit lebai. Kalo ngomong, bisa kepleset terus. Jadi capek deh ngomong sama dia.

Baru ngeliatin tu cowok aja rasanya udah mau meledak kayak kembang api. Cakep banget. Tinggi, ganteng lagi! Perfect deh pokoknya. pikir Amy.

“Charlie lebih cakep lagi,” kata Wild. Cewek yang satu ini memang ngecengin Charlie dari kelas 5 SD (kan Wild satu SD dengan Charlie). Bisa dibilang, si Charlie ini tandingannya tu cowok. Kulitnya Charlie muluuuus banget kuning langsat, matanya biru terang, rambutnya coklat gelap. Tingginya 160 cm. Tinggi, kan?

“Alaaa, Charlie mulu! Muntah aku dengernya!” tukas Amy.

“Nama saya Muhammad Arifin Putra,” kata si cowok. Wild dan Amy menuntaskan pertengkarannya mendengar tu cowok ngomong. Sikap mereka berdua langsung beda banget. Sok anggun, sok imut, sok baik. “Panggil saja saya Arif. Kalian semua Islam, kan?”
“Islam sih, Pak. Tapi namanya orang Barat semua!” celetuk satu anak.
“Yee, enak aja! Namaku Fiu Aisyah. Nama orang Islam aseli 100%!” sanggah seorang anak perempuan berambut cokelat terang sepunggung dengan kesal (tapi pake jilbab).

“Ya sudah, sudah. Kita mulai saja pelajaran hari ini,” kata Pak Arif maklum. Duh, mana tu cowok kalem lagi! Tipe kesukaanku neeh, gumam Amy hepi banget.

“Sekarang, nyalakan komputer kalian!” perintah Pak Arif. Anak-anak pada ngelongo.
“Kenapa?” tanya Pak Arif bingung.
“Kita gak tau bagaimana cara nyalainnya, Pak! Yang tersedia cuma keyboard doang!” kata Wild.

“Oh, itu gampang. Tekan aja tombol kuning di samping kiri keyboard,” kata Pak Arif santai. Dengan bingung, anak-anak langsung nekan tombol kuning di samping kiri keyboard.

Wuuush, proyektor kecil keluar di antara tombol F4 dan F5 serta antara F8 dengan F9, membentuk segitiga dan atasnya membentuk pena, kayak pegangan atas jangka. Lalu, layar LCD tanpa kaca keluar dari proyektor tersebut. Langsung saja mouse kecil keluar dari kanan keyboard. Anak-anak bengong.

“Wah, canggih! Yang di Bumi adanya monitor ama keyboard ama mouse ama stavolt!” celetuk satu anak.
“Hei, kita ini pindahan dari abad 22, ya jelas jauh banget dari Bumi jaman abad ke 21!” bantah satu anak. Yang lain setuju manggut-manggut.

“Sudah, saya absensi dulu!” kata Pak Arif. Dia langsung mengambil satu buku absensi lipat khusus kelas 7-A1. “Kalo mau dimatiin, tekan tombol warna merah.
“Adinda Putri?” kata Pak Arif. Seorang anak perempuan ganjen tadi menunjuk tangan dengan semangat.

“Amy Drestica?” panggil Pak Arif.
“Present, Sir! I’m here!” kata Amy semangat buanget sambil nunjuk tangan. Semua noleh.
“Ini pelajaran TIK, non!” kata Pak Arif. Semua ketawa. Amy jadi malu.

“Arifin Putra?” panggil Pak Arif. anak yang rambutnya di-highlight warna cokelat campur hijau tadi nunjuk tangan. “Wah, kamu niru-niru nama saya!” canda Pak Arif. Semua ketawa.
“Oya, besok highlight-nya dihapus ya! Kepala sekolah sudah mengeluarkan peraturan jangan memakai highlight warna-warni atau didenda dua puluh ribu perak!” kata Pak Arif.
Arifin kaget, “Kalo dari sononya emang pirang, Pak?”
“Ya udah, diem aja! Kamu kan di-highlight, mana boleh! Sudah, saya mau absen dulu!” jawab Pak Arif.

“Automi Wild?” panggil Pak Arif. Wild nunjuk tangan dengan semangat.

“Cirika Fininda?” panggil Pak Arif. Seorang anak berambut pirang dibuntut kuda nunjuk tangan juga.

“Dairus Finigganne?” panggil Pak Arif. Seorang anak laki-laki berambut hitam menunjuk tangan.
“Edward Charlie?” panggil Pak Arif. Seorang anak yang dikecengin Wild barusan nunjuk tangan. Charlie emang cowok yang populer banget. Yang ketauan pacaran dengan Charlie bisa diliput klub koran termasuk klub radio bahkan klub internet SMP Twall High. Bisa-bisa masuk situs YouTube lagi!

“Fiu Aisyah?” panggil Pak Arif.Cewek berambut cokelat sepunggung yang jutek tadi nunjuk tangan.
“Ghotic Euwall?” panggil Pak Arif. Cowok kekar dengan rambut hitam dan bermata cokelat gelap mati lampu menunjuk tangan.
“Hainna Ainah?” panggil Pak Arif. Cewek berambut pirang sebahu nunjuk tangan.

Semua diabsensi oleh Pak Arif. Namanya sekarang sampai di, “Stevan George?”
Semua celingukan, mencari Stevan. Batang idungnya aja kagak keliatan. Anak laki-laki berambut cokelat gelap dengan mata hijau mendengkur pelan. Itulah Stevan. Ooh, dia tertidur!!

“Stevan George? Gak masuk?” kata Pak Arif. Stevan langsung bangun karena dicubit Amy keras. Kebetulan Amy bersebelahan dengan Stevan. Tempat duduknya emang diacak. Makanya Wild juga bersebelahan dengan Amy.

“Ya sudah, kalau Stevan George nggak masuk, saya lewati saja namanya,” kata Pak Arif. Stevan buru-buru nunjuk tangan, “Eeh, Pak s-saya ha-hadir Pak!”

“Loo, kamu Stevan?” tanya Pak Arif.
“Iyalah Pak! Masa saya setan?” kata Stevan. Semua terbahak-bahak.
“Ya sudah. Saya mohon maaf,” kata Pak Arif sambil memanggil nama murid lainnya.
“Susan William?” panggil Pak Arif. cewek berambut hitam dengan kulit putih bersih dengan mata cokelat gelap yang populer di kalangan kelas 7 nomer 2 nunjuk tangan.

“Wuih, padahal Stevan yang salah. Tapi dia yang minta maaf. Makin lama makin suka nih aku,” kata Amy. Wild sampe lenek dengernya.

“Adduuh, Amy, daripada gue dengerin lo ngomongin Pak Arif melulu, mending gue ngomong sama belalang dhe! Lenek tau!” kata Wild sok gaul. Soalnya Amy gak bisa diajak ngomong gaul. Dia pasti jadi risih.

“Rese! Kamu ngomong gaul-gaul mulu. Aku juga mending ngomong sama ikan mujair deh!” kata Amy. Lalu mereka saling buang muka.

Gambar 2.1 Lagi tidur bersama
Terpaksa bersambung lagi, abisnya kalo langsung diabisin satu bab bisa-bisa yang baca langsung puyeng... jadi, silakan nantikan kelanjutannya minggu depan... Bye...

Kamis, 22 September 2011

Novel buatan Dayang Sarah Azizah


 Pada Posting kali ini, saya akan menampilkan novel karangan saya yang pertama. Kalau punya komentar tentang novel ini, silakan saja dikomentari, soalnya saya sendiri tidak tahu ini bagus atau tidak.

Guru TI yang keren

F
eneresia yang beribukotakan Fraink adalah satu dari negara maju di planet Sifuu. Penduduknya  pindah dari abad ke-22 di Bumi menuju satu abad yang lalu, ke planet yang jauh dari tata surya. Dan planet Sifuu mirip sekali dengan Bumi, sekarang adalah tahun 2010. tapi, seharusnya adalah 2134.

Di sebuah rumah kecil yang bertingkat dua, Automi Wild membalikkan badannya. Rambutnya yang cokelat gelap sebahu sedang memekar garing dan tangannya yang putih kekuningan memegang komik Doraemon. Dia masih terlelap kayak koala tidur 22 jam per hari (sudah gitu mendengkur nyaring lagi!). Suara Ibu yang nyaring membangunkannya.

“Bangun, Wild! Hari ini ada ulangan Fisika. Kamu mau dapat nilai bebek berenang?” tanya Ibu.
Give me time five minutes, Mom,” sahut Wild dari dalam kamarnya yang berdinding warna biru muda campur hijau, berisi poster Justin Bieber jumbo 40 x 100 cm yang ia beli dari Bumi dan semua bendanya yang tidak pernah dirapikan. Padahal dia masih merem.

“Aaalaaa, kalo dikasih waktu molornya bisa nyampe sepuluh jam. Cepetan bangun! Mau ditinggal kakak, ya?” sahut kakaknya Wild, Automi Velra. Rambutnya cokelat gelap dan Velra tinggi sekali. Tingginya 170 cm. Dia murid SMU.
“Yaaaa. Aku mandi dulu!” jawab Wild.

Dalam waktu sebentar, Wild menyelesaikan mandinya, cepat-cepat ganti baju seragam SMP khas Indonesia, cepat-cepat sarapan roti keju bayam dengan susu cokelat dan tersedak, lalu pamit pada ayah dan ibunya. Wild buru-buru mengambil tas yang berwarna hitam biru tua, memakai jilbab dan topi berwarna biru.

“Kamu ini mau sekolah atau tidur? Lihat kakimu!” bentak Velra. Wild kaget, lalu menoleh ke kakinya. Sandal rumah! Sudah pakai kaus kaki sih...

“Aku ambil sepatu dulu!” kata Wild sembari berlari ke dalam rumah. Velra cuma menggeleng sambil menghela napas.

“Kenapa aku harus ditakdirkan punya adik seperti dia,” kata Velra dalam hati. Velra memanaskan motornya yang lebih hemat energi dan bisa terbang, tapi motor ini tidak punya roda dan lebih mirip scoopy yang tidak beroda. Cara berjalannya mengambang di atas permukaan tanah (minimal 15 cm).

 Now I’m ready, Velra!” seru Wild sembari keluar dari rumahnya. Velra cuma bilang agar Wild lebih cepat sedikit. Mereka segera berangkat.

Mereka naik ke atas awan, dan yang terbang di langit bukan mereka saja. Ada polisi lalu lintas udara, para pegawai, pelajar SD, SMP dan SMA dan lainnya. Di Planet Sifuu, pemilik SIM minimal berusia 14 tahun.

“Tumben sekali ramai seperti ini. Apa yang terjadi?” tanya Wild konyol. Anak itu emang suka ngaco.
“Dari kemarin juga seperti ini, tau!” jawab Velra, masih belum tega mengatai adiknya “tolol”.
“Oya? Berarti pemilik SIM udara banyak ya?” tanya Wild.
“Kalau nggak, artinya punya SIM awan, Wild!” kata Velra tidak sabar.
“Ada ya yang namanya SIM awan?” tanya Wild. Velra kehabisan kesabarannya.
“Gak ada yang namanya SIM awan! Kan tadi cuma perumpaan, TOLOL!” bentak Velra. Wild terdiam. Cara paling tepat untuk mendiamkan cewek bawel dan konyol seperti Wild memang cukup dengan mengatainya “tolol”. Itulah cara Velra mendiami adeknya yang cerewet.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah SMP, yaitu SMP Twall High. Twall High, dinamakan begitu karena pendiri sekolah, Dilligent Twall berpostur tubuh sangat tinggi.

SMP Twall High bukan SMP swasta, namun keasrian dan kebersihannya sangat terjamin. SMP ini memiliki gedung tingkat tiga yang berwarna jingga muda agak keputihan dan taman di depan SMP Twall High siap menyambutmu kapan saja.

“Wild, kamu baru saja masuk di tahun ini dua minggu. Karena itu, jangan sampai aku menerima surat dari sekolah lagi. Mengerti?” kata Velra. Kemarin, Velra dan Ibu menerima surat yang berbunyi seperti ini:

Twall Junior High School
The Best School For Junior

Fraink, 12 juli 2011

Yth. Wali murid Automi Wild
Di tempat

Dengan hormat,
Kami beritahukan bahwa anak anda yang bernama:
Nama       :              Automi Wild
Kelas        :              7-A1

Melakukan kesalahan yang berupa:
1.            Memecahkan pot bunga milik guru BK, Mr. Franklin Einstein Houst.
2.            Menghancurkan Globe Digital milik sekolah untuk keperluan belajar IPS.
3.            Mencabuti lebih dari 30 tanaman sekolah.
4.             Mematahkan 11 tangan siswi.
5.            menghancurkan closet di toilet sekolah.

Jika anak anda melakukan kesalahan yang sama lagi pada tahun ini, kami akan melakukan detensi tingkat II.

“Baik, kak.” Kata Wild.
“Hari ini kau akan belajar di lab, kan? Jangan merusak komputernya, ya.” Pesan Velra, lalu ia melesat pergi dengan scoopy-nya.

“Emang aku monster apa, ngancurin komputer,” gerutu Wild. Dengan malas Wild melangkah ke kelasnya di tingkat 2. Wild melewati koridor lantai 2 yang luas dan cukup ramai. Beberapa obrolan yang terdengar seperti ini:

“Sudah kerjakan PR?”
“Belum. Kamu?”
“Aku menyalin dari Totok.”

“Bawa handuk buat berenang hari ini, nggak?”
“Pinjam saja dari Friska. Dia bawa lima. Sewa sejam seribu rupiah.”
“Jadi dia menyewakan jasa handuk?”
“Seperti itulah.”

“Oliviad, itu toilet kelas 8 wanita! Toilet kelas 9 pria ada di bawah.”
“Baik, Madam Tru.”

“Tresca, Dini, jangan merusak ganggang hijau untuk membatalkan ujian biologi hari ini.”
“Okay, Profesor Trous.”

Wild sampai di kelasnya. Pot besar yang ditanami palem kecil menanti untuk menyambutmu. Kelasnya sederhana namun bersih. Saat Wild memasuki kelas, suasana sudah sepi. Artinya, teman-temannya sudah ke lab TI. Dengan malas, Wild menggrebek tasnya dan mengambil buku paket TI, buku tulis TI, kotak pensil dan dompet.


bersambung...


 
gambar 2.1 Komik Hai Miiko!