Wild berjalan, dia menyusuri lorong-lorong sekolah.
“Wild, tungguin aku!”
Wild menoleh. Ternyata itu adalah Amy Drestica. Matanya berwarna hitam dan berambut hitam bergelombang pendek.
“Kenapa kalian disini?”
Amy langsung terlihat pucat.
Ternyata Madam Truscaina, atau Madam Tru ada di depan mereka. Guru matematika yang terkenal garang di Twall High. Pantas saja Amy terlihat pucat. Wajah Wild juga memutih seperti kapur saking takutnya.
Madam Tru memakai kemeja wanita berwarna hitam legam dengan rok putih bersih selutut. Rambutnya pendek sebahu. Tinggi dan langsing. Madam Tru merupakan guru tercantik sekaligus tergalak di Twall High. Dia tampak memegang tiga buku paket tebal dan satu buku tulis yang berisi 50 halaman serta satu kotak pensil biru.
“Pelajaran akan dimulai 5 menit lagi, kenapa kalian masih disini?” tanya Madam Tru.
“Ma... maaf,” kata Amy.
“Jangan senang terlambat, itu salah satu pelanggaran sekolah,” kata Madam Tru, lalu meninggalkan mereka.
Untungnya, mereka sampai tepat waktu. Di depan pintu yang berwarna abu-abu muda, Amy menutup petanya. Mereka segera masuk di kerumunan anak-anak yang masih ramai. Untunglah guru TI mereka belum datang.
Amy mengambil tempat paling depan yang ada tulisan namanya. Wild juga.
Seluruh dinding lab TI berwarna hijau terang. Di meja mereka sudah tersedia satu keyboard, tanpa monitor. Rupanya selain Wild, anak-anak lain juga bingung. Kenapa hanya tersedia Keyboard saja?
Kriiiiing. Bel sekolah berbunyi. Semua anak datang tepat waktu.
Lima menit setelah bel.
Guru mereka belum datang juga. “Ke mana guru TI yang satu ini?” keluh seorang anak perempuan berambut hitam sebahu yang diurai. Rambutnya seperti bintang iklan sunsilk. Itu cewek terpopuler di kelas 7.
Lima belas menit setelah bel.
Suasana ramai, bahkan semakin ramai. Masing-masing mengeluhkan guru mereka yang terlambat.
“Maaf, aku terlambat!” kata sesorang lelaki. Dia berjalan ke meja guru. Kepalanya masih memakai helm. Dia melepas jaket berwarna merah-biru dan kini memakai kemeja biru loreng. Anak-anak mengernyitkan dahi.
“Bukannya harusnya Profesor Tunisia yang masuk?” tanya seorang anak.
“Saya seorang PPL. Saya dibagian TI,” jelas si guru. Dia melepas sarung tangannya yang berwarna merah, lalu meletakkannya di meja.
“Lalu lintas udara macet berat. Makanya saya terlambat.” Papar si cowok itu. Semua anak ketakutan melihatnya. Pasalnya, si cowok memakai helm hitam legam yang menutupi semua kepalanya.
“Kakak guru kami?” tanya seorang anak yang rambutnya di-highlight berwarna cokelat campur hijau.
“Ya. Saya sudah bilang hanya seorang PPL, jadi saya hanya beberapa bulan di sini. Jika saya lulus, saya akan mengajar di sini,” jawab si guru.
“Kak, buka helm-nya dong. Penasaran nih,” kata seorang anak perempuan bermata cokelat dengan rambut kuning keputihan (sekalian aja beruban) yang terkenal ganjen.
“Boleh, tapi kalian akan terkejut melihat wajah saya,” jawab si guru aneh itu. “Sebab, muka saya jelek abis!” anak-anak tertawa geli.
“Mungkin seperti Incredible Hulk,” celetuk seorang anak.
“Nggak. Mungkin kayak B.O.B di Monsters VS Aliens,” bantah seorang anak. Semua ketawa makin nyaring.
“Nggak! Mungkin kayak Dobby si peri rumah di Harry Potter ke-2!” celetuk satu anak lagi. Semua makin terbahak.
Si cowok membuka helm-nya. Anak-anak langsung ternganga plus terdiam plus terpana, apalagi cewek-cewek. Si cowok itu ternyata kebalikannya. Keren abis! Matanya cokelat terang lengkap dengan rambut warna cokelat yang terang, rada-rada pirang. Kulitnya putih bersih gak ada jerawat plus bekas luka satu pun. Nggak buluan lagi!
Si cewek-cewek nggak puas-puasnya ngecengin tu cowok, termasuk Amy dan Wild.
Beberapa anak mengartikannya sebagai wajah Justin Bieber. Beberapa anak mengartikannya sebagai wajah Daniel Radcliffe. Beberapa anak lain mengartikannya sebagai wajah Jonas Rivanno. Beberapa anak malah mengartikannya sebagai wajah campuran dari semua anggota grup SM*SH (aneh kan?). Ada juga yang mengartikannya sebagai Morgan dari SM*SH. Sekalian aja campuran dari es campur.
“Keren banget, Amy,” kata Wild.
“Duh, jodoh emang gak ke mana-mana,” kata Amy.
“What?” tanya Wild.
“Not what-what.” jawab Amy ngaco.
“Not what-what? Nothing kali,” ralat Wild. Amy cuma cengengesan doang. Dari dulu si centil sableng itu emang punya penyakit lebai. Kalo ngomong, bisa kepleset terus. Jadi capek deh ngomong sama dia.
Baru ngeliatin tu cowok aja rasanya udah mau meledak kayak kembang api. Cakep banget. Tinggi, ganteng lagi! Perfect deh pokoknya. pikir Amy.
“Charlie lebih cakep lagi,” kata Wild. Cewek yang satu ini memang ngecengin Charlie dari kelas 5 SD (kan Wild satu SD dengan Charlie). Bisa dibilang, si Charlie ini tandingannya tu cowok. Kulitnya Charlie muluuuus banget kuning langsat, matanya biru terang, rambutnya coklat gelap. Tingginya 160 cm. Tinggi, kan?
“Alaaa, Charlie mulu! Muntah aku dengernya!” tukas Amy.
“Nama saya Muhammad Arifin Putra,” kata si cowok. Wild dan Amy menuntaskan pertengkarannya mendengar tu cowok ngomong. Sikap mereka berdua langsung beda banget. Sok anggun, sok imut, sok baik. “Panggil saja saya Arif. Kalian semua Islam, kan?”
“Islam sih, Pak. Tapi namanya orang Barat semua!” celetuk satu anak.
“Yee, enak aja! Namaku Fiu Aisyah. Nama orang Islam aseli 100%!” sanggah seorang anak perempuan berambut cokelat terang sepunggung dengan kesal (tapi pake jilbab).
“Ya sudah, sudah. Kita mulai saja pelajaran hari ini,” kata Pak Arif maklum. Duh, mana tu cowok kalem lagi! Tipe kesukaanku neeh, gumam Amy hepi banget.
“Sekarang, nyalakan komputer kalian!” perintah Pak Arif. Anak-anak pada ngelongo.
“Kenapa?” tanya Pak Arif bingung.
“Kita gak tau bagaimana cara nyalainnya, Pak! Yang tersedia cuma keyboard doang!” kata Wild.
“Oh, itu gampang. Tekan aja tombol kuning di samping kiri keyboard,” kata Pak Arif santai. Dengan bingung, anak-anak langsung nekan tombol kuning di samping kiri keyboard.
Wuuush, proyektor kecil keluar di antara tombol F4 dan F5 serta antara F8 dengan F9, membentuk segitiga dan atasnya membentuk pena, kayak pegangan atas jangka. Lalu, layar LCD tanpa kaca keluar dari proyektor tersebut. Langsung saja mouse kecil keluar dari kanan keyboard. Anak-anak bengong.
“Wah, canggih! Yang di Bumi adanya monitor ama keyboard ama mouse ama stavolt!” celetuk satu anak.
“Hei, kita ini pindahan dari abad 22, ya jelas jauh banget dari Bumi jaman abad ke 21!” bantah satu anak. Yang lain setuju manggut-manggut.
“Sudah, saya absensi dulu!” kata Pak Arif. Dia langsung mengambil satu buku absensi lipat khusus kelas 7-A1. “Kalo mau dimatiin, tekan tombol warna merah.
“Adinda Putri?” kata Pak Arif. Seorang anak perempuan ganjen tadi menunjuk tangan dengan semangat.
“Amy Drestica?” panggil Pak Arif.
“Present, Sir! I’m here!” kata Amy semangat buanget sambil nunjuk tangan. Semua noleh.
“Ini pelajaran TIK, non!” kata Pak Arif. Semua ketawa. Amy jadi malu.
“Arifin Putra?” panggil Pak Arif. anak yang rambutnya di-highlight warna cokelat campur hijau tadi nunjuk tangan. “Wah, kamu niru-niru nama saya!” canda Pak Arif. Semua ketawa.
“Oya, besok highlight-nya dihapus ya! Kepala sekolah sudah mengeluarkan peraturan jangan memakai highlight warna-warni atau didenda dua puluh ribu perak!” kata Pak Arif.
Arifin kaget, “Kalo dari sononya emang pirang, Pak?”
“Ya udah, diem aja! Kamu kan di-highlight, mana boleh! Sudah, saya mau absen dulu!” jawab Pak Arif.
“Automi Wild?” panggil Pak Arif. Wild nunjuk tangan dengan semangat.
“Cirika Fininda?” panggil Pak Arif. Seorang anak berambut pirang dibuntut kuda nunjuk tangan juga.
“Dairus Finigganne?” panggil Pak Arif. Seorang anak laki-laki berambut hitam menunjuk tangan.
“Edward Charlie?” panggil Pak Arif. Seorang anak yang dikecengin Wild barusan nunjuk tangan. Charlie emang cowok yang populer banget. Yang ketauan pacaran dengan Charlie bisa diliput klub koran termasuk klub radio bahkan klub internet SMP Twall High. Bisa-bisa masuk situs YouTube lagi!
“Fiu Aisyah?” panggil Pak Arif.Cewek berambut cokelat sepunggung yang jutek tadi nunjuk tangan.
“Ghotic Euwall?” panggil Pak Arif. Cowok kekar dengan rambut hitam dan bermata cokelat gelap mati lampu menunjuk tangan.
“Hainna Ainah?” panggil Pak Arif. Cewek berambut pirang sebahu nunjuk tangan.
Semua diabsensi oleh Pak Arif. Namanya sekarang sampai di, “Stevan George?”
Semua celingukan, mencari Stevan. Batang idungnya aja kagak keliatan. Anak laki-laki berambut cokelat gelap dengan mata hijau mendengkur pelan. Itulah Stevan. Ooh, dia tertidur!!
“Stevan George? Gak masuk?” kata Pak Arif. Stevan langsung bangun karena dicubit Amy keras. Kebetulan Amy bersebelahan dengan Stevan. Tempat duduknya emang diacak. Makanya Wild juga bersebelahan dengan Amy.
“Ya sudah, kalau Stevan George nggak masuk, saya lewati saja namanya,” kata Pak Arif. Stevan buru-buru nunjuk tangan, “Eeh, Pak s-saya ha-hadir Pak!”
“Loo, kamu Stevan?” tanya Pak Arif.
“Iyalah Pak! Masa saya setan?” kata Stevan. Semua terbahak-bahak.
“Ya sudah. Saya mohon maaf,” kata Pak Arif sambil memanggil nama murid lainnya.
“Susan William?” panggil Pak Arif. cewek berambut hitam dengan kulit putih bersih dengan mata cokelat gelap yang populer di kalangan kelas 7 nomer 2 nunjuk tangan.
“Wuih, padahal Stevan yang salah. Tapi dia yang minta maaf. Makin lama makin suka nih aku,” kata Amy. Wild sampe lenek dengernya.
“Adduuh, Amy, daripada gue dengerin lo ngomongin Pak Arif melulu, mending gue ngomong sama belalang dhe! Lenek tau!” kata Wild sok gaul. Soalnya Amy gak bisa diajak ngomong gaul. Dia pasti jadi risih.
Gambar 2.1 Lagi tidur bersama
Terpaksa bersambung lagi, abisnya kalo langsung diabisin satu bab bisa-bisa yang baca langsung puyeng... jadi, silakan nantikan kelanjutannya minggu depan... Bye...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar